Luar Biasa!! Mobil Limbah Kayu Indonesia, Rp 40 Jutaan Kamu Bisa Dapet Bugatti Veyron


Sampai saat ini, usaha replika mobil dari limbah kayu jati milik Eko ini telah mengekspor hampir seratus replika mobil.Bugatti Veyron dari kayu jati ini dibanderol sangat terjangkau, mulai dari Rp 40 jutaan.
Harga yang diberikan sesuai dengan tingkat kesulitannya.Bagi orang asing, harga tersebut dianggap tidak mahal karena hasil yang diperoleh lebih dari ekspektasi.Bahka, karya ini dirasa lebih memuaskan dibanding kerajinan tangan buatan Amerika Serikat atau Eropa.

Sampah Karya Seni
Seorang seniman asal Bogor membuat sebuah karya seni yang berasal dari sampah rumah tangga.
Suwolo, pria berusia 68 tahun yang membuat karya seni dari limbah sampah, mengatakan ide awal membuat karya itu saat dirinya mengikuti kegiatan program lingkungan hidup di Barcelona.
Saat mendatangi acara tersebut Suwolo mendengar adanya claim inernasional Indonesia negara yang menghasilkan sampah terbesar ke tiga di dunia.

"Iya saat itu pada program lingkungan hidup itu terjadi claim internasional, katanya Indonesia membuang sampah plastik terbesar ke tiga di dunia," ujar Suwolo
Mendengar hal tersebut Suwolo memiliki ide bagaimana jika sampah dibuat karya seni.
"Ketika itu saya bertanya bisa tidak kalau sampah plastik itu didaur ulang menjadi karya seni, ya meski tidak banyak mengurangi sampah, tapi setidaknya bisa menjadi edukasi juga" ujar Suwolo.
Suwolo bercerita kepada orang asing, kalau Indonesia sudah membuat berbagai program untuk mengurangi sampah plastik.
"Jadi waktu itu saya bilang, Indonesia juga tidak tinggal diem melihat sampah plastik, kita sudah melakukan berbagai cara, dan saya juga bilang bahwa nanti saya akan mengirim sesuatu seni dari sampah,"ucap suwolo.


Kemudian Suwolo pun memiliki ide untuk membuat seni kolase berbahan sampah plastik. Karya pertamanya membuat sebuah kolase kapal yang sedang berada di lautan. Hasil karyanya itu pun langsung di kirim keluar negeri seperti janjinya pada saat itu.

Baca Juga

" Jadi pulang dari sana 2014 waktu itu saya membuka plastik obat nyamuk berwarna biru, saya pikir setiap desain dan warna dalam kemasan itu memiliki harga yang mahal, ini desain dan warna yang indah, lalu saya berfikir untuk melanjutkan keindahan itu," ucap ayah dari satu orang anak ini.

Suwolo menambahkan bahwa saat itu ia pun mendapat apresiasi, atas gambar lautan dan kapal yang dibuatnya. "Waktu itu karya pertama saya dapat apresiasi, karya itu merupakan protes saya kalau lautan itu bukan tempat sampah," jelas Suwolo. Meski sempat masuk rumah sakit saat membuat kesenian tersebut, namun Suwolo tetap semangat. "Waktu itu saya bikin pakai plastik obat nyamuk dan sampai muntah, dan saya pun dapat informasi lagi jadi sebelum di pakai untuk seni harus saya cuci dulu karena itu bahan kimia obat nyamuk," jelas pria alumni SMA Negeri 1 Bogor.

Halaman Selanjutnya→